GENERASI STRAWBERRY, SANDWICH DAN SNOWFLAKES?

Generasi Strawberry, Sandwich dan Snowflakes?

 

Generasi Baby Boomer, X, Millennials, dan Z mungkin sudah sering Anda dengar, namun pernahkah Anda mendengar generasi Strawberry, Sandwich atau Snowflakes? Tiga nama generasi tersebut sering disebut-sebut belakangan ini. Yuk kupas dan pahami bersama!

Generasi Strawberry merujuk pada generasi muda yang kreatif dan banyak memiliki ide, namun sangat mudah hancur ketika mendapatkan tekanan sosial dan tidak mau bekerja keras untuk apa yang ingin mereka inginkan. Persis buah strawberry bukan? Generasi ini tidak terpaku pada waktu kelahiran, namun pada karakteristik dan perilaku tertentu. Dibalik pemikiran mereka yang tidak realistis, rapuh, dan sulit bertanggung jawab, generasi strawberry memiliki kelebihan yang menarik, yaitu mereka biasanya bukanlah seorang money-oriented yang bekerja hanya untuk uang, mereka sangat mempertimbangkan proses pengembangan diri dalam bekerja. Selain itu, generasi strawberry sangat menyukai tantangan, tidak takut menyampaikan pendapat dan sangat mengikuti perkembangan zaman serta teknologi. Istilah generasi strawberry hadir pertama kali di Taiwan dan ditujukan kepada orang yang lahir setelah tahun 1981.

Generasi sandwich mungkin adalah istilah yang paling sering didengar belakangan ini. Generasi sandwich merupakan seorang dengan rentan usia tertentu, yang biasanya berusia produktif, dan bertanggung jawab terhadap keluarga lain selain diri sendiri dan istrinya, seperti adik, orangtua, serta mertuanya. Generasi sandwich muncul pertama kali di California pada tahun 1981, bersamaan dengan generasi strawberry. Generasi sandwich ini memiliki efek domino, dimana tanggungan finansial yang tinggi serta waktu luang yang lebih sedikit memberikan efek negatif terhadap kondisi pernikahan, kesehatan, menimbulkan stress, kesedihan dan kecemasan.

Terakhir, generasi snowflakes. Istilah ini memang jarang digunakan di Indonesia, namun istilah ini sudah sangat lazim digunakan di negeri barat khususnya Amerika. Istilah snowflakes mengacu pada serpihan salju yang sangat lembut sehingga dapat mencair dengan mudah. Jika diintepretasikan, generasi snowflakes merupakan orang yang merasa dirinya terlalu unik, spesial, emosional, dan mudah tersinggung, serta sulit untuk menerima pendapat lain yang berlawanan dengan pendapat mereka utarakan. Istilah ini pernah digunakan pada tahun 1800-an dan merujuk pada ras tertentu di Amerika, lalu mengalami pergeseran makna menjadi seperti yang kita pahami saat ini pada tahun 2010.

Ketiga fenomena tersebut dapat dihindari dengan pola asuh yang baik dari orangtua. Ciptakan rumah nyaman yang hangat untuk dihuni keluarga, agar perkembangan mental dan fisik di kecil dapat berjalan secara maksimal.

 

Sumber: kompas.com & simulasikredit.com