Get To Know Yori Antar

Yori Antar, yang lebih dikenal sebagai Gregorius Antar Awal, telah menjadi figur yang konsisten terlibat dalam pengembangan arsitektur nusantara. Bersama dengan timnya di Han Awal & Partners Architects, dia telah berupaya keras untuk menemukan dan memahami akar budaya arsitektur Nusantara yang kaya, dengan tujuan agar warisan ini tetap lestari di masa depan. Yori Antar adalah lulusan Jurusan Arsitektur Universitas Indonesia pada tahun 1988.

Selain berkecimpung dalam dunia arsitektur, Yori Antar juga aktif dalam berbagai kegiatan organisasi. Dia bersama arsitek muda lainnya mendirikan Forum Arsitek Muda Indonesia pada tahun 1989. Sejak tahun 1991, dia telah menjadi fotografer lepas untuk Aga Khan Award for Architecture di Geneva, Swiss. Yori Antar juga terlibat dalam organisasi Rumah Asuh, yang bertujuan untuk melestarikan situs dan bangunan tradisional di Indonesia yang terancam punah.

Han Awal & Partners Architects, yang berbasis di Ciputat, Tangerang Selatan, telah berhasil memenangkan berbagai sayembara, termasuk Sayembara Terbatas Gereja Katholik Bintaro bersama Adi Purnomo (2001), Sayembara Menara Maluku, Ambon (2005), Sayembara Arsitektur Gedung Quantum Fakultas Teknik Universitas Indonesia (2008), dan Sayembara Pusat Informasi Museum Terbuka Trowulan, Jawa Timur (2009).

Beberapa penghargaan yang telah diraih oleh Yori Antar antara lain IAI Awards 2008 untuk Rumah Tenun Sintang dan IAI Awards 2011 untuk Konservasi Rumah Tradisional Wae Rebo. Dia juga mendapatkan Penghargaan Menteri Pendidikan & Kebudayaan kategori Komunitas untuk Rumah Asuh pada September 2018, dan Penghargaan Mitra Terbaik Tahun 2017 dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Penghargaan internasional yang diterimanya termasuk Award of Excellence 2012 UNESCO Asia-Pacific Awards dalam kategori Cultural Heritage Conservation untuk Mbaru Niang, Nusa Tenggara Timur, dan nominasi Aga Khan Award for Architecture untuk Wae Rebo, Nusa Tenggara Timur, pada 2013.

Dalam proyek AGRA, Yori dan timnya menunjukkan profesionalisme dan pemahaman mendalam tentang arsitektur Indonesia dengan merancang klaster residensial yang tidak hanya mencerminkan nilai-nilai arsitektur tropis Indonesia, tetapi juga memberikan ruang bagi privasi dan interaksi komunal alami bagi penghuninya. Mereka menciptakan lingkungan yang mengakomodasi masyarakat Indonesia yang gemar beraktivitas di luar ruangan dan memiliki semangat gotong royong yang tinggi.